Wawancara Artis

Dokter hepatologi terkenal di dunia, Profesor Lai Ching Lung: Dokter Dermawan di Balik Jas Warna-warninya, dan hobi bermain Pokemon

Dokter hepatologi terkenal di dunia, berpakaian mencolok dan penggemar gim “Pokémon GO”, inilah kesan pertama seseorang yang bertemu Profesor Lai Ching Lung. Saat ini sebagai Pensiunan Profesor di University of Hong Kong, merangkap juga sebagai Profesor Klinis Kehormatan di Departemen Kedokteran di University of Hong Kong, penelitian inovatif Profesor Lai terkait pengobatan Hepatitis B telah menyelamatkan banyak nyawa. Meskipun ia dipandang sebagai sosok yang berpengaruh besar di dalam pengobatan akan penyakit hati, ternyata beliau sudah banyak menolak penawaran bergaji tinggi dari rumah sakit swasta, dan memilih untuk tinggal di University of Hong Kong selama lebih dari 50 tahun sebagai pendidik dan peneliti. Meskipun sudah berusia 70-an, beliau tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Walaupun beliau orangnya serius dan ulet, di saat bersamaan, ia juga memiliki sisi humoris dan ceria, yang membuatnya dicintai oleh para siswanya. Mari kita jelajahi bersama akan perjalanan praktik medis Profesor Lai dalam beberapa dekade terakhir dengan sifat dermawannya di balik jas warna-warninya serta minatnya yang tetap penuh semangat layaknya anak muda.

“Si Anak ajaib” dari dunia medis, bergairah tentang penelitian serta pengajaran, berhasil mengubah arah pengobatan dari Hepatitis B

Profesor Lai memasuki Sekolah Lelaki Diocesan pada usia 9 tahun, diterima di Sekolah Kedokteran University of Hong Kong pada usia 16, dan lulus pada usia 21 tahun. Dengan catatan akademik yang luar biasa, tidak heran ia disebut sebagai “anak ajaib”. Setelah lulus, Profesor Lai memulai karirnya di dalam penelitian, kedokteran, dan pendidikan di University of Hong Kong. Pada tahun 1960-an, saat hepatitis merajalela, Profesor Lai mengabdikan dirinya untuk penelitian terkait dan di tahun 1998 ia berhasil menemukan bahwa “analog nukleosida” bisa memberantas Hepatitis B, membantu melawan sirosis, dan menurunkan risiko kanker hati. Penelitiannya berhasil mengubah arah pengobatan dari penyakit Hepatitis B dan menjadikannya salah satu dokter yang disegani di dunia terkait penyakit hati. Selama bertahun-tahun, Profesor Lai banyak terlibat di dalam penelitian medis, dikarenakan perannya yang sangat berdampak di dalam penelitian dan memberi banyak keutungan yang tak terbatas untuk pasien.

 

Walaupun ribuan siswa mengagumi perannya, beliau tetap berkontribusi di ranah medis setelah pensiun

Selain penelitian, pengajaran juga menjadi bagian terpenting dari kehidupan Profesor Lai. Dia mulai memberi les kepada siswa sekolah dasar ketika dia masih di sekolah menengah Atas dan ditunjuk sebagai asisten pengajar untuk membimbing mahasiswa tahun pertama di universitas. Setelah lulus, dia kembali ke almamaternya, University of Hong Kong, untuk mengajar, dan telah membina banyak murid berbakat selama lebih dari lima puluh tahun, dengan perkiraan 10.000 siswa. Profesor Lai percaya: “Pendidikan dapat memberikan pengetahuan sehingga memungkinkan banyak siswa menjadi dokter yang luar biasa, di mana memberikan saya kepuasan yang amat besar”.

Ketika ditanya apakah banyak siswa yang bertanya selama kuliahnya, Profesor Lai berkata dengan serius: “Jika saya mengajar dengan baik, tentu saja tidak perlu bertanya”. Beliau juga memiliki selera humor yang selalu membawa gelak tawa. Kantor Profesor Lai pun dipenuhi dengan hadiah dari siswa yang diajarkannya, termasuk Pokémon model kustom, gelas anggur, dan bahkan gelas pot dengan pola hati yang dibordir, menunjukkan pemikiran siswanya yang hebat. Pengungkapan rasa terima kasih yang sepenuhnya dari mahasiswa/i beliau membuktikan kualitas pengajarannya yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Profesor Lai juga menulis puisi untuk siswa yang lulus dengan pesannya yang menyentuh: “Pengetahuan tidak berguna jika tidak diingat dan diterapkan. Anda harus merawat pasien dengan sepenuh hati.”

Di tahun 2019, Univerisy of Hong Kong menerapkan aturannya yang mengharuskan stafnya menjadi staf paruh waktu setelah berusia 70 tahun, di mana membuat Profesor Lai bekerja sebagai profesor paruh waktu. 2 tahun kemudian, universitas menunjuknya sebagai Profesor Emeritus (gelar kehormatan untuk pensiunan professional) pada fakultas kedokteran di University of Hong Kong dan juga sebagai Profesor Klinis Kehormatan di Departemen Kedokteran. Meski sudah berusia 73 tahun, beliau benci akan istilah “pensiun” dan menegaskan bahwa dirinya masih aktif, tanpa niatan untuk beristirahat. Meskipun dia memahami keputusan universitas, dia tidak bisa menahan diri untuk merasa bahwa itu adalah diskriminasi usia, hingga beliay bertanya, “Mengapa saya tidak bisa terus bekerja sebagai staf penuh waktu?” Profesor Lai menghabiskan dua hari dalam seminggu di rumah sakit umum. Meskipun banyak rumah sakit swasta telah mencoba merayunya dengan gaji tinggi, dia tetap pada pendiriannya, meyakini bahwa ia bisa membantu lebih banyak pasien jikalau dilakukan pada fasilitas kesehatan umum.

 

Filosofi fashion berwarna-warni yang unik, selalu muda di hati, dan gairah untuk menangkap Pokémon

Profesor Lai dikenal karena gaya berpakaiannya yang khas. Jas berwarna cerah dan dasi kupu-kupu adalah tanda khasnya. Dia percaya bahwa dokter tidak diwajibkan untuk memakai jas putih. Dia suka warna-warna yang mencolok dan bersikeras bahwa “hitam itu bukanlah warna”, karenanya dia tidak suka memakai jas hitam. Filosofi fashionnya mencerminkan karakternya yang mandiri dan bebas.

Selain gaya fashionnya yang mencolok, minat Profesor Lai pun sangat beragam, termasuk membaca, menulis puisi, mendaki, bepergian, dan bermain Pokémon GO. Dia telah menjadi pemain setia sejak permainan tersebut rilis pada tahun 2016, bahkan membantu teman-teman dari luar Hong Kong untuk menangkap Pokémon yang hanya ada khusus di wilayah Hong Kong.

Koleksinya sekarang sudah penuh, dan untuk menangkap Pokémon baru, dia harus dengan sakit hati melepaskan beberapa pokemon lamanya. Beliau dengan sedih berkata, “Saya sangat menyukai setiap Pokémon sehingga saya tidak sanggup untuk melepaskan salah satunya, mengapa saya tidak bisa melakukan IAP (In-App Purchase) untuk menambah tempat penyimpanannya ?” Berbicara tentang Pokémon, Profesor Lai langsung menyingkirkan kesan seriusnya, dan dengan antusias menunjukkan koleksinya. Meskipun sebagian besar orang di sekelilingnya sudah menyerah bermain gim pokemon GO, semangatnya untuk permainan ini tak pernah pudar. Ini menunjukkan sikapnya yaitu ‘ketekunan ada selama cinta hadir’, dan tekadnya terhadap hal-hal yang ia sukai, yang bisa dilihat melalui hobi dan karir medisnya.

Bekerja di Departemen Kedokteran HKU sejak 1971, Profesor Lai secara konsisten selalu berada di garis terdepan untuk melakukan diagnosis, penelitian, dan pengajaran selama kurang lebih setengah abad. Semboyannya adalah “Berikan usaha terbaikmu untuk dunia; jangan berbuat jahat kepada orang lain”, dan ia terus menyeimbangkan ketiga aspek ini serta meneruskan warisan medis. Waktu pun berlalu, tetapi keinginan Profesor Lai untuk berkontribusi di bidang medis tidak pernah berlalu