Tips Kesehatan

Rahasia tersembunyi untuk kuku yang sehat: Menemukan masalah kesehatan tersembunyi dari kelainan pada kuku Anda

Bisakah manikur untuk selamanya menutupi kuku anda yang berubah warna dan patah? Kelainan pada kuku bisa menjadi tanda peringatan untuk kesehatan Anda, jangan anggap enteng! Masalah kuku tidak hanya mencerminkan masalah tersembunyi pada tubuh tetapi juga bisa mempengaruhi penampilan, di mana pasien bisa kehilangan kepercayaan diri. Apa saja masalah kesehatan yang disebabkan karena kelainan kuku? Apa saja tips cara merawat kuku? Mari kita pelajari satu per satu.

Struktur dan fungsi kuku

Kuku adalah zat keras dan transparan yang dihasilkan oleh keratinisasi kulit. Kuku tidak mengandung sel hidup dan merupakan jenis keratin. Fungsinya yaitu melindungi ujung jari dan membuat gerakan jari lebih stabil dan teratur. 1-5

A: Batas Bebas Kuku; B: Lempeng Kuku; C: Bayangan Bulan Sabit pada Kuku (Lunula); D: Akar Kuku; E: Matriks Kuku; F: Dasar Kuku; G: Sinus Kuku.

Sumber gambar: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513133/

Menemukan peringatan bahaya akan kesehatan dari kuku

Kuku yang sehat itu keras, transparan, berkilau, beserta dasar kuku yang berwarna pink atau merah mawar. 1 Lekukan menyerupai bulan sabit putih juga merupakan tanda kuku yang sehat. 1 Meskipun cidera atau patah pada kuku biasanya disebabkan oleh benturan, beberapa kelainan, seperti perubahan warna, mudah patah, kulu yang melunak, tak rata, bercak, serta bergaris, bisa menjadi penanda akan masalah dalam tubuh, dengan penyebab umumnya adalah infeksi dan gizi buruk. 2-6

 

  1. Infeksi

Infeksi bakteri, jamur, dan virus dapat menyebabkan masalah kuku. 7 Yang paling umum adalah infeksi jamur, seperti onikomikosis. Jamur sangat mudah menular. Penyebabnya bisa jadi dikarenakan kontak dengan pasien lain atau kulit yang terlalu lembab yang menjadi tempat berkembang biaknya jamur. Gejala yang ada termasuk penebalan kuku, perubahan warna, kuku melengkung, rapuh, hingga mudah patah. 7,8  

Faktor tertinggi penyebab infeksi jamur: 8

  • Lingkungan: Hindari berjalan tanpa alas kaki di gym, ruang ganti dan fasilitas umum seperti kolam atau fasilitas pantai. Bersihkan kuku segera setelah memakai sandal atau sepatu sandal. Pilih salon kuku atau pijat kaki dengan kebersihan yang baik untuk mengurangi terpapar dengan bakteri, jamur, atau virus.
  • Pemangkasan kuku: Hindari berbagi gunting kuku atau alat kecantikan lainnya dengan orang lain. Selalu bersihkan alat sebelum penggunaan. Kulit di sekitar pangkal kuku adalah pelindung terhadap infeksi dan harap bersihkan dengan hati-hati.
  • Lingkungan yang panas dan lembab mendukung pertumbuhan jamur.
  • Infeksi luka: Ketika dasar kuku atau kulit di sekitar kuku terluka, jamur akan memiliki kesempatan untuk menginfeksi. Jangan mencabut kutikula, tangani dengan gunting kuku yang bersih. Pilih sepatu ukuran yang pas juga dapat mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh gesekan atau jepitan pada kuku

 

  1. Kekurangan gizi

Kelainan pada kuku 9 Kemungkinan kekurangan Nutrisi 9
Kuku rapuh, rentan patah dan melunak Kekurangan banyak vitamin (Yaitu vitamin A, D, K, dan E), belerang dan silikon

 

Garis beau (Lekukan yang melintasi kuku dengan pola seperti papan cucian) Kekurangan zat Seng
Kuku Terry (Kondisi di mana kuku terlihat putih dan kusam) Kekurangan selenium

 

Pertumbuhan kuku yang teramat lambat

 

Kekurangan sulfur, belerang, kalsium dan tubuh kurus kering

 

  1. Masalah kesehatan tersembunyi lainnya

Masalah kuku 7,10 Masalah kesehatan tersembunyi 7,10
Onikolosis (kuku terbelah dan munculnya tonjolan vertical seperti masih dalam taham pertumbuhan)

 

Penyakit ginjal (termasuk proteinuria, gagal ginjal)
Kuku berubah warna Kelainan pigmentasi
Kuku memutih Leukonikia
Kuku menghitam serta munculnya garis hitam Melanonikia, garis pigmentasi pada kuku
Garis mees (garis melintang, biasanya berwarna putih) Penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, kanker

 

Kuku rapuh Penyakit endokrin, rematik

 

Apa saja masalah kesehatan yang bisa dilihat dari keadaan lunula? 11

Ketebalan Lunula Bentuk Lunula Warna Lunula Kondisi tepi kuku Potensi masalah kesehatan
Normal Normal Menghitam Ada kemungkinan retakan Melanonikia yang membujur

 

Menebal Berkeriting Menguning Muncul lubang Onikokriptosis
Menipis Kusam pada Tengah kuku, Tepi kuku yang tergulung Normal Normal Koilonikia (disebut sebagai kuku sendok)
Menebal Normal Normal Normal Psoriasis (radamg kulit di mana kulit menjadi bersisik, mudah terkelupas, menebal dan kadang gatal)

 

Bagaimana cara memiliki kuku yang sehat?

  1. Atur asupan nutrisi: Jika Anda tahu bahwa kelainan kuku berasal dari ketidakseimbangan atau kekurangan gizi, Anda dapat mengatur pola diet yang tepat untuk melengkapi nutrisi, seperti meningkatkan konsumsi susu untuk melengkapi asupan vitamin dan kalsium. 1,9
  2. Pembersihan dan pemangkasan kuku secara rutin: Pemangkasan kuku secara rutin dapat mencegah kotoran bersembunyi di bawah kuku, mengurangi risiko infeksi bakteri, jamur, dan virus. 12 Di saat yang sama, cukup pangkas bagian depan kuku, tidak perlu pangkas melebihi tepi batas kuku. Jika tidak, akan meningkatkan kemungkinan cedera dan infeksi pada dasar Mencuci dengan sabun dan air di saat mandi dapat membantu mencegah dari infeksi.
  3. Manikur yang tepat: Manikur meningkatkan risiko infeksi kuku, membuat kuku menjadi lebih tipis juga rapuh dikarenakan pemangkasan dan membuat kuku serta kutikula menjadi aus. 12  Pastikan lingkungan juga alat manikur bersih dan rutin melakukan disinfektan, serta pertahankan panjang juga ketebalan normal kuku dengan tepat selama proses manikur,
  4. Ubah kebiasaan buruk terkait kuku: Beberapa kebiasaan buruk, seperti menggigit kuku, dapat menyebabkan aus serta robekan dalam jangka panjang pada kuku dan kulit, meningkatkan kemungkinan cedera kulit hingga infeksi. 13 Jika ingin memiliki kuku yang sehat dan cantik, maka Anda harus menghindari kebiasaan yang merusak kuku.
  5. Menggunakan lotion antijamur: Pasien dengan onikomikosis dapat menggunakan lotion antijamur yang diresepkan oleh dokter untuk mengendalikan penyakit melalui pengobatan medis. 7
  6. Senantiasa kering: Pilihlah kaos kaki dan sepatu yang memiliki tingkat kenyamanan yang tepat, dan segera ganti setelah ber Hindari memakai kaos kaki yang terlalu ketat, karena akan membuat Anda berkeringat lebih banyak. Setelah mandi, pastikan mengeringkan kaki untuk menjaganya senantiasa kering dan nyaman. 8

Kelainan kuku mungkin disebabkan oleh penyakit atau proses penuaan, atau bisa juga karena manikur dalam jangka panjang dan cedera umum yang mana akan menghilang seiring pertumbuhan kuku dan pemotongan kuku. Jika Anda menemukan kelainan kuku, disarankan untuk mengamati lebih lanjut. Jika masalah terus berlanjut tanpa adanya peningkatan, Anda harus mencari bantuan medis secepatnya.

References

  1. Cashman et al. Nutrition and nail disease. Clinics in Dermatology. 2010.
  2. Lai-Cheong et al. Structure and function of skin, hair and nails. 2013.
  3. The Nail in Health and Disease. Lancaster, England.
  4. 指甲. Available at: https://zh.m.wikipedia.org/zh-hk/%E6%8C%87%E7%94%B2. Accessed 29 Nov 2022.
  5. National Library of Medicine. Structure of nails. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513133/. Accessed 29 Nov 2022.
  6. Zaidi et al. Nail abnormalities associated with systemic pathologies. Clinics in Dermatology. 2013.
  7. Oral Antifungal Drugs, DOH, HKSAR. Available at: https://www.drugoffice.gov.hk/eps/do/en/consumer/news_informations/dm_18.html.   Accessed 29 Nov 2022.
  8. How to Prevent Nail Fungus. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/preventing-nail-fungal-infection. Accessed 29 Nov 2022.
  9. Zaidi et al. Cutaneous Manifestations of Malnutrition. Treatment of Skin Diseases. 2019.
  10. Kidney disease in nail–patella syndrome. Pediatric Nephrology. 2009.
  11. Lorizzo et al. The value of dermoscopy of the nail plate free edge and hyponychium. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. 2021.
  12. Reinecke et al. Nail health in women. International Journal of Women’s Dermatology. 2020.
  13. Nail Biting; Etiology, Consequences and Management. Iranian Journal of Medical Sciences. 2011.